Kamis, 09 Juni 2011

Endah N Rhesa profile

 
Kompak dan padu, begitulah penampilan duo musikus yang naik daun dua tahun ini, Endah N Rhesa. Mereka tak hanya serasi sebagai pasangan suami-istri, tapi juga dalam permainan musik. Endah Widiastuti, 27 tahun, yang memainkan gitar akustik dengan vokal yang prima. Adapun Rhesa Adityarama, 27 tahun, selain mahir memetik bas, menghadirkan bebunyian yang biasa dihasilkan perkusi. Jadilah musik akustik mereka tak biasa dalam lantunan lagu-lagu berbahasa Inggris yang merdu.

Endah dan Rhesa adalah teman satu sekolah di Sekolah Menengah Atas 34 Jakarta. Tapi, namun belum sempat ketemu, Tidak bertemunya mereka lantaran Rhesa tidak naik kelas saat di kelas II. Dan memilih pindah sekolah, Rhesa masuk sekolah SMA Islam Harapan Ibu.

Endah dan Rhesa akhirnya bermain dalam satu band. Kala itu kelompok musik ini memainkan jenis musik rock bernama Me & The Pirates. Di sana Rhesa masih memainkan keyboard. Kisah Endah dan Rhesa tak sekadar urusan musik. Mereka juga bersepakat memadu kasih.

Namun Endah menilai kelompok musiknya tak serius.Endah memutuskan keluar dari kelompok itu enam tahun lalu. Kurang dari satu tahun, keresahan Rhesa tak terbendung. Dia mengikuti langkah sang pacar.

Endah membuktikan bahwa pilihannya menjadi penyanyi solo sangat tepat. Ia berhasil mencipta empat lagu dalam album The New Beginning. Salah satu lagu, When You Love Someone mengikutsertakan Rhesa. Merasa klop, keduanya sepakat berkarier musik dengan nama Endah N Rhesa pada 2004.

Bermain dengan format minimalis, Endah N Rhesa terinspirasi oleh band lokal seperti Cozy Street Corner, Bonita, dan Anda. Permainan gitar Endah dipengaruhi oleh "The 4 John", yaitu John Mayer, John Butler, John Scofield, dan John Frusciante, ditambah dengan Pat Metheny serta pemain musik serba bisa, Warman Nasution. Adapun karakter menyanyinya terinspirasi Alanis Morissete dan Norah Jones.

Sementara itu, petikan gitar Rhesa banyak dipengaruhi oleh pemain gitar akustik, seperti Jack Johnson, Dave Matthews, dan James Taylor, serta beberapa musikus balada dan daerah (folk). Kemampuan memetik gitar bas banyak dipelajarinya dari Les Claypool, Victor Wooten, Flea, dan tentu saja rekan satu sekolahnya, Bondan Prakoso.

Penampilan perdana mereka adalah saat diundang dalam acara kampus tempat Rhesa kuliah, lima tahun lalu. "Ini momen terbaik," kata Rhesa. Meski mereka tak dibayar, panitia memberi kompensasi berupa satu tempat di arena pergelaran kampus. Endah dan Rhesa kebingungan memanfaatkan tempat tersebut. Akhirnya mereka memilih berjualan hot dog. Supaya album dikenal, setiap pembelian hot dog ditambah seribu perak akan mendapatkan satu album mereka.

Rupanya penampilan Endah N Rhesa memukau banyak orang. "Albumnya dipesan 150 orang. Setelah namanya melambung di kalangan mahasiswa, Endah mulai tampil di kafe dan hotel. "Termasuk acara perkawinan," ujar Rhesa terkekeh.

Segala hal diurus mereka berdua. Gaya kerja seperti ini dengan tujuan berhemat. Rhesa mengatakan sengaja berhemat untuk mengumpulkan uang agar bisa membeli beberapa peralatan untuk membuat album. Mereka menargetkan membuat album sendiri.

Keragu-raguan Rhesa kumat setamat kuliah. Dia tidak yakin hidupnya bakal sukses dengan bermusik. Ia mulai melamar kerja. Sebagai sarjana teknik informatika, Rhesa sempat beberapa waktu mengajar komputer di Titans Learning Centre, tapi lalu keluar lagi. Melihat sang kekasih gundah, Endah meyakinkan pujaan hatinya bahwa lebih baik berkarier musik saja.

Akhirnya Rhesa mulai yakin dengan rayuan sang kekasih. Setelah itu, karier mereka menanjak. Mereka menikmati kesibukan sebagai dua musikus. Melihat kerekatan keduanya, orang tua Endah khawatir. "Kami kan belum muhrim," kata Endah. Akhirnya, pada 5 Desember tahun lalu, mereka menikah. "Kami bertambah sukses," tutur Endah.

Kini Endah tidak hanya tampil di panggung kafe Jakarta. Mereka juga kerap tampil di berbagai kota, seperti Makassar, Bandung, dan Malang. Bahkan mereka konser di Timbre Singapura pada pertengahan Desember lalu. Di kota-kota itu, Endah dikagetkan oleh beberapa orang yang telah membentuk ER Fans. "Kami sangat tersanjung," katanya.

Sampai akhir tahun ini, Endah dan Rhesa memiliki dua album, yaitu Nowhere to Go, yang dibuat lima tahun lalu tapi dirilis ulang pada 2009. Album itu sampai September lalu telah terjual 18 ribu keping. Pada Oktober lalu, album kedua, Look What We've Found, diluncurkan. Dalam tiga bulan, album itu sudah terjual lebih dari 6.000 keping. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar